Kata Pengantar
Puji dan
Syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami ingin
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang secara langsung maupun tidak
langsung telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Berkat dorongan serta
bantuan mereka kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami sadar
bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan penuh kekurangan.Maka dari
itu, kritik maupun saran yang sifatnya membangun dari berbagai pihak sangat
diperlukan demi menyempurnakan makalah ini. Akhir kata kami berharap makalah
ini dapat menjadi bahan informasi dan penunjang bagi kita semua.
Penyusun
Daftar Isi
Kata
Pengantar....................................................................................................................
Daftar
Isi.............................................................................................................................
Bab I
Pendahuluan..............................................................................................................
a. Latar
Belakang..........................................................................................................
b. Rumusan
Masalah......................................................................................................
c. Tujuan
Penelitian......................................................................................................
BAB II
Landasan Teori.......................................................................................................
BAB
III Pembahasan.........................................................................................................
Pemanasan
Global...............................................................................................................
a. Penyebab
Terjadinya Pemanasan Global..................................................................
b. Dampak
Pemanasan Global.......................................................................................
c. Cara
Penanggulangan Pemanasan Global ................................................................
BAB IV
Penutup.................................................................................................................
Kesimpulan.........................................................................................................................
Saran...................................................................................................................................
Daftar
Pustaka.....................................................................................................................
Bab I
Pendahuluan
A. Latar
Belakang
Dari tahun
ketahun kita dapat merasakan perubahan cuaca yang semakin tidak
menentu bahkan bisa sampai ekstrim. Dalam satu hari pada saat siang hari
cuacanya sangat panas, sedangkan pada sore sampai malam hari hujan melanda.
Kejadian ini sering disebut dengan nama pemanasan global atau global warming,
dimana terjadi peningkatan suhu di permukaan bumi. Selain itu sekarang juga
telah terjadi El Nino dan La Nina adalah merupakan dinamika atmosfer
dan laut yang mempengaruhi cuaca di sekitar laut Pasifik. El Nino dan La
Nina sendiri sebenarnya adalah bentuk penyimpangan pola cuaca.
Karena hal
inilah maka dalam makalah ini kami akan membahas tentang pemanasan global dan
penyimpangan pola cuaca seperti El Nino & La Nina, hal-hal yang
menyebabkannya, akibat yang ditimbulkannya, serta solusi
dalam mengatasinya agar dapat meminimalisir dampak yang ditimbulkan.
Makalah ini disusun berdasarkan informasi dari berbagai sumber di internet
sebagai pendukung dan menyempurnakan pembahasan yang terdapat di makalah ini.
B. Rumusan
Masalah
a. Apa
penyebab terjadinya pemanasan global?
b. Apa saja
dampak dari pemanasan global?
c. Bagaimana
solusi mengatasi pemanasan global?
C. Tujuan
Tujuan
dibuatnya makalah ini adalah untuk memberikan informasi lebih dalam mengenai
pemanasan global serta penyimpangan pola cuaca yang terjadi saat ini.
Bab II
Landasan Teori
Pemanasan global (Global
Warming) adalah proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan
daratan bumi. Suhu rata-rata global pada permukaan bumi telah meningkat 0.74 ±
0.18°C (1.33 ± 0.32°F) selama seratus tahun terakhir.Intergovernmental Panel
on Climate Change (IPCC)menyimpulkan bahwa, sebagian besar peningkatan
temperatur rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar
disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas
manusia melalui efek rumah kaca.
Meningkatnya suhu
global akibat pemanasan global diperkirakan akan menyebabkan
perubahan-perubahan yg lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya
intensitas fenomena cuaca yg ekstrim, serta perubahan jumlah dan pola
presipitasi (turunnya air dari atmosfer, misal hujan, salju). Akibat-akibat
pemanasan global yg lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya
gletser, dan punahnya berbagai jenis hewan.
Bab III
Pembahasan
Pemanasan Global
Pemanasan
global (Global Warming) adalah proses peningkatan suhu
rata-rata atmosfer, laut, dan daratan bumi. Suhu rata-rata global pada
permukaan bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18°C (1.33 ± 0.32°F) selama seratus
tahun terakhir.Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC)menyimpulkan
bahwa, sebagian besar peningkatan temperatur rata-rata global sejak pertengahan
abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas
rumah kaca akibat aktivitas manusia melalui efek rumah kaca.
Menurut
Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), yaitu sebuah kelompok
peneliti yang konsen meneliti dan mengamati tentang berbagai hal yang berkaitan
dengan perubahan iklim, setiap beberapa tahun sekali melakukan pertemuan dan
diskusi untuk membahas berbagai hal yang berhubungan dengan penemuan-penemuan
terbaru terkait dengan perubahan iklim khususnya pemanasan global. Dari
berbagai diskusi ilmiah tersebut, para peneliti yang tergabung dalam IPCC
menyimpulkan bahwa peningkatan rata-rata suhu global bumi disebabkan oleh
meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca yang kemudian dikenal dengan
istilah efek rumah
kaca.
Pemanasan
global terjadi sebenarnya mengikuti prinsip efek rumah kaca. Rumah kaca
memiliki prinsip, menyerap energi panas yang dipancarkan oleh matahari dan menahannya,
sehingga suhu udara di dalam rumah kaca menjadi hangat dan bisa menunjang
pertumbuhan tanaman di dalamnya.
Bumi menerima
energi panas dari matahari yang menyinari bumi. Energi panas yang sampai ke
Bumi, menciptakan nuansa panas yang menghangatkan bumi. Sebagian dari panas
tersebut di serap oleh bumi dan sisanya akan dipantulkan kembali. Namun,
sebagian besar panas tersebut tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat
menumpuknya gas rumah kaca. Panas yang dipantullkan oleh bumi akan diserap oleh
gas-gas rumah kaca dan dipantulkan kembali ke permukaan bumi. Akibatnya, energi
panas tersebut terperangkap di dalam atmosfer bumi, sehingga suhu di permukaan
bumi pun meningkat.
Pada
konsentrasi terstentu, sebenarnya kehadiran gas-gas rumah kaca ini sangat diperlukan
untuk menghangatkan suhu di atmosfer bumi. Namun, meningkatnya konsentrasi gas
rumah kaca juga akan berdampak pada semakin meningkatnya energi panas di
atmosfer bumi. Sebagian besar pemerintahan negara-negara di dunia telah
menandatangani dan meratifikasi Protokol Kyoto, yang mengarah pada pengurangan
emisi gas-gas rumah kaca.Protokol Kyoto adalah kesepakatan internasional
Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC atau FCCC), yg
ditujukan untuk melawan pemanasan global. UNFCCC adalah perjanjian lingkungan
hidup internasional dengan tujuan mencapai “stabilisasi konsentrasi gas rumah
kaca di atmosfer pada tingkat yg akan mencegah gangguan antropogenik yg
berbahaya dengan sistem iklim.” Protokol Kyoto awalnya diadopsi pada tanggal 11
Desember 1997 di Kyoto, Jepang, dan mulai berlaku pada tanggal 16 Februari
2005. Pada April 2010, 191 negara telah menandatangani dan meratifikasi
Protokol Kyoto.
Berikut ini
beberapa hal-hal yang menyebabkan pemanasan global, antara lain:
1. Polusi Karbondioksida
Dari Pembangkit Listrik Bahan Bakar Fosil
Ketergantungan
kita yang semakin meningkat pada listrik dari pembangkit listrik bahan bakar
fosil membuat semakin meningkatnya pelepasan gas karbondioksida sisa pembakaran
ke atmosfer. Sekitar 40% dari polusi karbondioksida dunia, berasal dari
produksi listrik Amerika Serikat. Kebutuhan ini akan terus meningkat setiap
harinya. Sepertinya, usaha penggunaan energi alternatif selain fosil harus
segera dilaksanakan. Tetapi, masih banyak dari kita yang enggan untuk
melakukan ini.
2. Polusi
Karbondioksida Dari Pembakaran Bensin Untuk Transportasi.
Sumber polusi
karbondioksida lainnya berasal dari mesin kendaraan bermotor. Apalagi, keadaan
semakin diperparah oleh adanya fakta bahwa permintaan kendaraan bermotor setiap
tahunnya terus meningkat seiring dengan populasi manusia yang juga tumbuh
sangat pesat. Sayangnya, semua peningkataan ini tidak diimbangi
dengan usaha untuk mengurangi dampak.
3. Gas Metana
Dari Peternakan & Pertanian.
Gas metana
menempati urutan kedua setelah karbondioksida yang menjadi penyebab terdinya
efek rumah kaca. Gas metana dapat bersal dari bahan organik yang dipecah oleh
bakteri dalam kondisi kekurangan oksigen, misalnya dipersawahan. Proses ini
juga dapat terjadi pada usus hewan ternak, dan dengan meningkatnya jumlah
populasi ternak, mengakibatkan peningkatan produksi gas metana yang dilepaskan
ke atmosfer bumi.
4. Aktivitas
Penebangan Pohon
Seringnya
penggunaan kayu dari pohon sebagai bahan baku membuat jumlah pohon kita makin
berkurang. Apalagi, hutan sebagai tempat pohon kita tumbuh semakin sempit
akibat beralih fungsi menjadi lahan perkebunan seperti kelapa sawit. Padahal,
fungsi hutan sangat penting sebagai paru-paru dunia dan dapat digunakan
untuk mendaur ulang karbondioksida yang terlepas di atmosfer bumi.
5. Penggunaan
Pupuk Kimia Yang Berlebihan
Pada kurun
waktu paruh terakhir abad ke-20, penggunaan pupuk kimia dunia untuk pertanian
meningkat pesat. Kebanyakan pupuk kimia ini berbahan nitrogenoksida yang 300
kali lebih kuat dari karbondioksida sebagai perangkap panas, sehingga ikut
memanaskan bumi. Akibat lainnya adalah pupuk kimia yang meresap masuk ke dalam
tanah dapat mencemari sumber-sumber air minum kita.
B. Dampak
Pemanasan Global
Para ilmuwan
telah memprediksikan bahwa pemanasan global yang terus meningkat ini, akan
menimbulkan beberapa dampak negatif bagi alam khususnya kehidupan di muka bumi.
Pemanasan global diperkirakan akan mempengaruhi kestabilan cuaca, populasi
satwa, produktivitas hasil pertanian, air laut, bahkan hingga kondisi sosial
politik nantinya.
Berikut ini
akibat yang ditimbulkan oleh terjadinya pemanasan global:
1. Kenaikan
Permukaan Air Laut Seluruh Dunia
Para ilmuwan
memprediksi peningkatan tinggi air laut di seluruh dunia karena mencairnya dua
lapisan es raksasa di Antartika dan Greenland. Banyak negara di seluruh dunia
akan mengalami efek berbahaya dari kenaikan air laut ini. Inilah mungkin yang
faktor penyebab tenggelamnya Ibu Kota Jakarta beberapa tahun mendatang sesuai
dengan yang diprediksi ilmuwan.
2. Peningkatan
Intensitas Terjadinya Badai
Tingkat
terjadinya badai dan siklon semakin meningkat. Di dukung oleh bukti yang telah
ditemukan oleh para ilmuwan bahwa pemanasan global secara signifikan akan
menyebabkan terjadinya kenaikan temperatur udara dan lautan. Hal ini
mengakibatkan terjadinya peningkatan kecepatan angin yang dapat memicu
terjadinya badai kuat.
3. Menurunnya
Produksi Pertanian Akibat Gagal Panen
Diyakini
bahwa, milyaran penduduk di seluruh dunia akan mengalami bencana kelaparan
karena faktor menurunnya produksi pangan pertanian akibat kegagalan panen. Ini
disebabkan oleh pemanasan global yang memicu terjadinya perubahan iklim yang
kurang kondusif bagi tanaman pangan.
4. Makhluk
Hidup Terancam Kepunahan
Berdasarkan
penelitian yang dipublikasin di Nature, pada tahun 2050 mendatang, peningkatan
suhu dapat menyebakan terjadinya kepunahan jutaan spesies. Artinya, di
tahun-tahun mendatang keragaman spesies bumi akan jauh berkurang. Namun, semoga
saja tidak termasuk di dalamnya spesies manusia
.
.
5. Terumbu
Karang Menghilang
World Wide
Fund for Nature (WWF) mengatakan bahwa pada kondisi terburuk,
pemanasan global bisa mengakibatkan populasi terumbu karang menghilang.
Diperkirakan hal itu bisa saja terjadi pada tahun 2100 terkait dengan
meningkatnya temperature dan tingkat keasaman lautan. Sekarang saja, dampaknya
pada terumbu karang sudah terlihat. Banyak terumbu karang yang mengalami
pemutihan atau bleaching. Jika terumbu karang kolaps (menghilang),
maka ekosistem laut akan terganggu. Banyak flora maupun fauna laut yang akan
terancam punah.
6. Krisis
Air Bersih
Hal ini
tentunya akan mengancam manusia secara langsung. Karena air bersih merupakan
kebutuhan primer bagi kehidupan. Hal ini tejadi karena adanya penggundulan
hutan. Jika hutan terus menerus digunduli maka akan mengganggu siklus hidrologi
air yang menyebabkan krisis air bersih.
7. Wabah
Penyakit
Penyakit
tropis menyebar seperti malaria, demam dengue, demam kuning menyebar ke daerah
yang sebelumnya tidak pernah dijangkiti, dan bukan hanya itu, penyakit ini
diketahui menjadi semakin ganas. Belum lagi meningkatnya jumlah manusia yang
terserang penyakit seperti kanker kulit, kolera dan sebagainya yang belakangan
ini semakin mewabah, dan mencakup daerah yang semakin luas.
8. Terjadinya
Penyimpangan Pola Cuaca El Nino dan La Nina
El Nino dan La
Nina adalah merupakan dinamika atmosfer dan laut yang mempengaruhi cuaca di
sekitar laut Pasifik. El Nino merupakan salah satu bentuk penyimpangan iklim di
Samudera Pasifik yang ditandai dengan kenaikan suhu permukaan laut di daerah
katulistiwa bagian
tengah dan
timur.
Sebagai
indikator untuk memantau kejadian El Nino, biasanya digunakan data pengukuran
suhu permukaan laut pada bujur 170°BB – 120°BB dan lintang 5°LS – 5°LU, dimana
anomali positif mengindikasikan terjadinya El Nino. Dan fenomena La Nina
ditandai dengan menurunnya suhu permukaan laut pada bujur 170°BB – 120°BB dan
pada lintang 5°LS – 5°LU dimana anomali negatif, sehingga sering juga disebut
sebagai fase dingin. Kedua fenomena di perairan pasifik ini memberikan dampak
yang signifikan bagi kehidupan manusia
El-Nino
menurut sejarah adalah sebuah fenomena yang teramati oleh para penduduk atau
nelayan Peru dan Ekuador yang tinggal di pantai sekitar Samudera Pasifik bagian
Timur menjelang hari natal (Desember). El Nino adalah fenomena alam dan bukan
badai, secara ilmiah diartikan dengan meningkatnya suhu muka laut di sekitar
Pasifik Tengah dan Timur sepanjang ekuator dari nilai rata-ratanya dan secara
fisik El Nino tidak dapat dilihat.
Fenomena
EL-Nino mengakibatkan perairan yang tadinya subur dan kaya akan ikan (akibat
adanya upwelling atau arus naik permukaan yang membawa banyak nutrien dari
dasar) menjadi sebaliknya. Kejadian ini seringkali terjadi pada bulan Desember.
Nama El Nino diambil dari bahasa Spanyol yang berarti “anak
laki-laki”, yang merujuk pada bayi Yesus Kristus dan digunakan karena arus
ini biasanya muncul selama hari Natal. Di kemudian hari para ahli juga menemukan bahwa selain fenomena
menghangatnya suhu permukaan laut, terjadi pula fenomena sebaliknya yaitu
mendinginnya suhu permukaan laut akibat menguatnya upwelling.
Kebalikan dari fenomena ini selanjutnya diberi nama La-Nina (juga bahasa
Spanyol) yang berarti “anak perempuan”. Fenomena ini umumnya terjadi dalam
jangka waktu 2-7 tahun.
El-Nino akan
terjadi apabila perairan yang lebih panas di Pasifik tengah dan timur
meningkatkan suhu dan kelembaban pada atmosfer yang berada di atasnya. Kejadian
ini mendorong terjadinya pembentukan awan yang akan meningkatkan curah hujan di
sekitar kawasan tersebut. Bagian barat Samudra Pasifik tekanan udara meningkat
sehingga menyebabkan terhambatnya pertumbuhan awan di atas lautan bagian timur
Indonesia, sehingga di beberapa wilayah Indonesia terjadi penurunan curah hujan
yang jauh dari normal.
Suhu permukaan
laut di Pasifik tengah dan timur menjadi lebih tinggi dari biasa pada
waktu-waktu tertentu. Keadaan inilah yang menyebabkan terjadinya fenomena
La-Nina. Tekanan udara di kawasan equator Pasifik barat menurun, lebih ke barat
dari keadaan normal, menyebabkan pembentukkan awan yang lebih dan hujan lebat
di daerah sekitarnya. Kejadian El-Nino tidak terjadi secara tunggal tetapi
berlangsung secara berurutan pasca atau pra La-Nina. Hasil kajian dari tahun
1900 sampai tahun 1998 menunjukan bahwa El-Nino telah terjadi sebanyak 23 kali
(rata-rata 4 tahun sekali). La-Nina hanya 15 kali (rata-rata 6 tahun sekali).
Dari 15 kali kejadian La-Nina, sekitar 12 kali (80%) terjadi berurutan dengan
tahun El-Nino. La-Nina mengikuti El-Nino hanya terjadi 4 kali dari 15 kali
kejadian sedangkan yang mendahului El-Nino 8 kali dari 15 kali kejadian. Secara
umum, hal ini menunjukkan bahwa peluang terjadinya La-Nina setelah El-Nino
tidak begitu besar. Kejadian El-Nino 1982/83 yang dikategorikan sebagai tahun
kejadian El-Nino yang kuat tidak diikuti oleh La-Nina.
Peristiwa El
Nino biasanya disertai oleh perubahan perbedaan tekanan antara Tahiti dan
Darwin yang selanjutnya digunakan sebagai dasar perhitungan suatu indeks yang
dikenal dengan istilah indeks Osilasi Selatan (IOS). Nilai anomaly suhu muka
laut dikawasan pasifik timur dan IOS oleh para ahli meteorologi dijadikan
indikator untuk mengenali aktifnya El Nino dan La Nina. Indeks
Osilasi Selatan membuka IOS yaitu Indeks yang diperoleh dari normalisasi pada
tekanan udara antara Tahiti dan Darwin. Jika bernilai tinggi (positif) menandai
kuatnya angin pasat, keadaan ini umumnya bertepatan dengan periode La Nina
aktif, sebaliknya jika IOS rendah (Negatif) bersesuaian dengan melemahnya angin
pasat, keadaan ini umumnya bertepatan dengan aktifnya El Nino.
Dalam bahasa
latin La Nina berarti "gadis cilik". La Nina merupakan suatu kondisi
dimana terjadi penurunan suhu muka laut di kawasan Timur equator di Lautan Pasifik,
La Nina tidak dapat dilihat secara fisik, periodenya pun tidak tetap. La
Nina terjadi setiap tiga hingga tujuh tahun sekali dan dapat berlangsung 12
hingga 36 bulan, ia tidak mempunyai periode tetap sehingga sulit diprakirakan
kejadiannya pada enam hingga sembilan bulan sebelumnya. La Nina adalah sesuatu
yang alami dan telah mempengaruhi wilayah Samudra Pasifik selama ratusan tahun.
Pada saat
terjadi La Nina angin passat timur yang bertiup di sepanjang Samudra Pasifik
menguat ( Sirkulasi Walker bergeser ke arah Barat ). Sehingga massa air hangat
yang terbawa semakin banyak ke arah Pasifik Barat. Akibatnya massa air dingin
di Pasifik Timur bergerak ke atas dan menggantikan massa air hangat yang
berpindah tersebut, hal ini biasa disebut upwelling. Dengan pergantian massa
air itulah suhu permukaan laut mengalami penurunan dari nilai normalnya. La
Nina umumnya terjadi pada musim dingin di Belahan Bumi Utara Khatulistiwa.
Peristiwa La
Nina diawali dengan menguatnya angin pasat tenggara, suhu muka laut yang ada di
tropis pasifik barat akan sangat hangat dan sebaliknya di pasifik timur akan
lebih dingin. Ini mengakibatkan atmosfer di Pasifik barat akan lebih
mendapatkan uap air yang tinggi. Hal ini menyebabkan terjadi hujan lebat dan
banjir terjadi di indonesia dan asia tenggara, akan tetapi di pasifik timur
mengalami kemarau dan kekeringan.
Secara
sederhana La Nina adalah mendinginnya suhu permukaan laut. El Nino dan La Nina
dikenal juga dengan El Nino Southern Oscillation (ENSO) yang
berarti fenomena yang ditimbulkan karena adanya interaksi antara laut dengan
atmosfer.
La-Nina
terbagi kedalam 3 (tiga) jenis intensitas dilihat dari anomali suhu muka laut
atau SST (Surface of Sea Temperature) yaitu intensitas lemah, intensitas
sedang, dan intensitas kuat.
1.
Intensitas Lemah
Ditetapkan
jika SST bernilai < -0.5 dan berlangsung minimal selama 3 bulan
berturut-turut.
2.
Intensitas Sedang
Ditetapkan
jika SST bernilai antara - 0.5 s/d -1 dan berlangsung minimal selama 3 bulan
berturut-turut.
3.
Intensitas Kuat
Ditetapkan
jika SST bernilai > -1 dan berlangsung minimal selama 3 bulan
berturut-turut.
Beberapa faktor
penyebab El Nino La Nina adalah sebagai berikut :
Anomali suhu
yang mencolok di perairan samudera pasifik.
Melemahnya
angin passat (trade winds) di selatan pasifik yang menyebabkan pergerakan angin
jauh dari normal.
Kenaikan daya
tampung lapisan atmosfer yang disebabkan oleh pemanasan dari perairan panas
dibawahnya. Hal ini terjadi di perairan peru pada saat musim panas.
Adanya
perbedaan arus laut di perairan samudera pasifik.
Di bawah ini
merupakan proses terjadinya El Nino La Nina :
Pada
bulan desember, posisi matahari berada di titik balik selatan bumi, sehingga
daerang lintang selatan mengalami musim panas. Di Peru mengalami musim panas
dan arus laut dingin Humboldt tergantikan oleh arus laut panas. Karena kuatnya
penyinaran oleh sinar matahari perairan di pasifik tengah dan timur,
menyebabakan meningkatnya suhu dan kelembapan udara pada atmosfer. Sehingga
tekanan udara di pasifik tengah dan timur rendah, yang kemudian yang diikuti
awan-awan konvektif (awan yang terbentuk oleh penyinaran matahari yang kuat).
Sedangkan di bagian pasifik barat tekanan udaranya tinggi yaitu di Indonesia
(yang pada dasarnya dipengaruhi oleh angin musoon, angin passat dan angin
lokal. Akan tetapi pengaruh angin munsoon yang lebih kuat dari daratan Asia),
menyebabkan sulit terbentuknya awan. Karena sifat dari udara yang bergerak dari
tekanan udara tinggi ke tekanan udara rendah. Menyebabkan udara dari pasifik
barat bergerak ke pasifik tengah dan timur. Hal ini juga yang menyebabkan awan
konvektif di atas Indonesia bergeser ke pasifik tengah dan timur.
Keadaan
Samudera Pasifik saat terjadi La Nina
Sedangkan
La Nina sebaliknya dari El Nino, terjadi saat permukaan laut di pasifik tengah
dan timur suhunya lebih rendah dari biasanya pada waktu-waktu tertentu. Dan
tekanan udara kawasan pasifik barat menurun yang memungkinkan terbentuknya
awan. Sehingga tekanan udara di pasifik tengah dan timur tinggi, yang
menghambat terbentuknya awan. Sedangkan di bagian pasifik barat tekanan
udaranya rendah yaitu di Indonesia yang memudahkan terbentuknya awan cumulus
nimbus, awan ini menimbulkan turun hujan lebat yang juga disertai petir. Karena
sifat dari udara yang bergerak dari tekanan udara tinggi ke tekanan udara
rendah. Menyebabkan udara dari pasifik tengah dan timur bergerak ke pasifik
barat. Hal ini juga yang menyebabkan awan konvektif di atas pasifik ttengah dan
timur bergeser ke pasifik barat.
El Nino dan La
Nina memiliki beberapa dampak yaitu :
1. Pada
Alam
Seperti pada
saat terjadi El Nino di satu sisi dapat mengakibatkan meningkatnya suhu dan
salinitas air laut yang dapat membahayakan padang lamun (sea grass) dan
terumbu karang (coral reef) sebagai habitat dari berbagai jenis ikan.
Padang lamun dan terumbu karang memiliki fungsi sebagai tempat pemijahan (spawning
ground), pengasuhan (nursery ground) dan tempat mencari makan (feeding
ground) bagi ikan-ikan. Padang lamun dan terumbu karang bila terkena sinar
matahari berlebihan pertumbuhannya akan terganggu, rusak dan mati. Padang lamun
dapat hidup dengan suhu optimum sekitar 28-30°C, kedalaman 0-22 m dan salinitas
25-35 ppt. Padang lamun memiliki nilai prodiktivitas yang tinggi yang
bermanfaat bagi komunitas yang hidup di habitat tersebut. Ikan-ikan yang
menghuni padang lamun, di antaranya: ikan-ikan parrot (Scarus dan Sparisoma),
ikan surgeon (Acanthurus), ikan-ikan ballyhoo (Hemiramphus
brasiliensis), ikan rudder (Kyphosus sectatrix),
ikan trigger (Melichthys radula), dugong (Trichechus
manatus), juvenile ikan, mollusca, echinoidea, dan crustacea.
Sedangkan terumbu karang dapat tumbuh pada suhu 25-29°C, kedalaman 0-50 m dan
salinitas 34-36 ppt. Pada saat El Nino, terjadi peningkatan pemutihan (bleaching)
pada karang yang menyebabkan berkurangnya atau hilangnya ikan-ikan yang biasa
hidup bergantung pada terumbu karang, begitu juga dengan padang lamun. Karena
suhu yang semakin panas dan berkurangnya habitat, maka ikan-ikan akan melakukan
migrasi ke tempat yang lebih dingin. El Nino juga mengakibatkan penurunan
populasi ikan di Laut Pasifik, khususnya jenis pelagis seperti ikan sardine
(Sardinops sagax), anchoveta (Engaulis ringens), ikan mackerel (Tranchurus
murphyi dan Scomber japonicuperuanus) berkurang karena
sedikitnya makanan yang tersedia. Hal ini semua dapat mengakibatkan
berkurangnya hasil perikanan tangkap.
Di sisi
lain upwelling juga dapat menaikkan biomassa plankton, yaitu
seperti yang terjadi di wilayah Barat Sumatera dan Selatan Jawa, Bali, dan Nusa
Tenggara terdapat peningkatan jumlah klorofil, plankton dan massa air yang
mengandung banyak nutrien yang sangat bermanfaat bagi ikan. Pada saat inilah
terdapat banyak ikan yang dapat menguntungkan dalam sektor perikanan tangkap.
Naiknya
tekanan udara di pasifik tengah dan timur saat El Nino, menyebabkan pembentukan
awan yang intensif. Hal ini yang menjadikan curah hujan yang tinggi di kawasan
pasifik tengah dan timur. Sedangkan sebaliknya, di daerah pasifik barat terjadi
kekeringan yang jauh dari normal.
Turunnya
tekanan udara di pasifik tengah dan timur saat La Nina, menjadi hambatan terbentuknya
awan di daerah ini, sehingga mengalami kekeringan. Sedangkan sebaliknya, di
daerah pasifik barat curah hujan sangat tinggi. Hal ini menimbulkan banjir yang
parah di Indonesia.
2. Pada
Manusia
Meningkatnya
suhu permukaan laut yang biasanya dingin di perairan , mengakibatkan perairan
yang tadinya subur akan ikan menjadi sebaliknya. Hal ini menyebabkan nelayan
kesulitan mendapatkan ikan di perairan. Tidak hanya berpengaruh terhadap para
nelayan, El-Nino dan La-nina dampak menghambat aktivitas manusia. Seperti pada
tahun 1997 dan 1998, terjadi peristiwa El-Nino dan La-Nina yang paling kuat dan
mengakibatkan seringnya terjadi banjir, angin tornado, dan badai-badai aneh
lainnya yang menyerang California dan banjir di daerah Peru.
Pada tahun
1900 hingga tahun 1901 terjadi peristiwa El-Nino di India yang menyebabkan
kemarau panjang dan mengakibatkan penduduk India kelaparan, dan menelan korban
lebih dari satu juta jiwa.
Selain itu El-nino
dan La-nina memiliki terhadap pengaruh terhadap pertanian yaitu
memiliki pengaruh terhadap besaran curah hujan dan ketersediaan air
irigasi, anomali iklim anomali iklim el nino dan la nina dapat mempengaruhi
lamanya periode musim hujan dan musim kemarau yang selanjutnya berimplikasi
pada pergeseran musim tanam.
Bagi pertanian misalnya, akan menyebabkan banjir bagi areal sawah yang
drainasenya kurang baik hingga gagal panen, namun juga dapat memberikan hasil
pertanian yang baik pada daerah yang curah hujannya rendah mengingat sebelum La
Nina ada fenomena El Nino yang menyebabkan kemarau panjang di Indonesia. Curah
hujan yang tinggi adalah hal yang tidak diinginkan bagi perkebunan sawit, juga
bagi perkebunan tebu ketika waktunya panen, namun disukai oleh areal perkebunan
di mana pembibitan sedang dilakukan.
Bagi kehutanan, tidak akan memiliki dampak yang begitu berarti, mengingat
hutan di Indonesia akan selalu hijau tanpa disentuh manusia. Yang berdampak
mungkin adalah ekosistem di dalamnya, seperti perilaku satwa liar dan daur
hidrologi dalam areal hutan. Satwa akan merespon udara dingin dengan berkoloni
dan mengurangi aktivitas perkembang biakannya. Bagi daur hidrologi, akan lebih
banyak air yang akan diserap oleh wilayah hutan karena hujan yang berlebih.
Selain itu,
Kerusakan tanaman akibat kekurangan air merupakan dampak el nino yang umum
terjadi. Sebaliknya kejadian la nina dapat menimbulkan kerusakan tanaman akibat
kelebihan air atau banjir di samping akibat meningkatnya populasi hama dan
tanaman penyakit. Dampak kekurangan atau kelebihan air tersebut terhadap
kerusakan tanaman umumnya lebih parah pada tanaman muda daripada tanaman
dewasa., karena resisitansi tanaman muda terhadap perubahan ketersediaan air
dan cuaca umumnya lebih rendah.
La Nina akan memberikan aliran udara dingin (temperatur akan turun hingga 20C)
dan hujan yang lebih banyak bagi Indonesia dari musim biasanya, sehingga jika
ditelaah efeknya bagi pertanian, perkebunan, dan kehutanan akan sangat banyak.
Apalagi komoditas pertanian dan perkebunan sangat banyak dan memiliki respon
tertentu terhadap cuaca.
Disektor
perikanan dan kelautan, hasil tangkapan ikan pada tahun-tahun el nino juga
dilaporkan menurun. Hal ini dikarenakan pada kondisi tersebut ketersediaan
pakan bagi ikan (plankton) juga berkurang. Selain itu banyak terumbu karang
yang mengalami keputihan (coral bleaching) akibat terbatasnya alga yang
merupakan sumber makanan dari terumbu karang karena tidak mampu beradaptasi
dengan peningkatan suhu air laut. Memanasnya air laut juga akan menggangu
kehidupan jenis ikan tertentu yang sensitif terhadap naiknya suhu laut. Kondisi
ini menyebabkan terjadinya migrasi ikan ke perairan lain yang lebih dingin.
Cara
Mengantisipasi & Penanggulangan Terhadap El Nino & La Nina
Berikut adalah
cara untuk mengantisipasi dari kehadiran El-Nino dan La-Nina:
1.
Meminta informasi secara teratur perkembangan dan arah terjadinya el-nino.
Informasi tersebut didistribusikan ke daerah agar segera diketahui
perkembangannya guna menyiapkan langkah yang diperlukan.
2.
Memerlukan lokasi-lokasi rawan kekeringan dan kebakaran. Peta tersebut harus
selalu siap sehingga dapat dimanfaatkan dalam memepersiapkan upaya pencegahan
dan melaksanakan penanggulangan dampak el-nino.
3.
Meminta petani untuk melakukan konservasi tanah dan air serta melakukan
tindakan pemanenan air limpasan dan membuat embung-embung air. Melakukan
pengaturan muka air tanah melalui manajemen air pada areal-areal gambut.
4.
Meminta petani dan pekebun untuk mengurangi tindakan budidaya yang dapat
memperbesar penguapan tanaman, seperti pengurangan naungan dan pemangkasan,
serta menyesuaikan jadwal penanaman dengan prakiraan terjadinya el-nino.
5.
Menyiapkan dana alokasi khusus untuk pencegahan penanggulangan dampak el-nino,
termasuk dana untuk pengadaan sarana dan pelatihan pemadam kebakaran, bantuan
pangan dan kesehatan serta dana untuk rehabilitasi.
6.
Meminta dukungan aktif pihak terkait untuk memfasilitasi kegiatan sosialisasi
pencegahan dan penanggulangan kekeringan dan kebakaran kebun.
Jika prakiraan
tentang kehadiran el-nino sesuai atau mendekati keadaan yang benar-benar
terjadi, adapun langkah penanggulangan yang diperlukan hanya akan terbatas pada
mempertahankan kondisi tanaman. Namun untuk tanaman semusim dan tanaman muda perlu
diberikan perhatian khusus. Oleh karena itu, pemantauan lapangan perlu terus
dilaksanakan agar tindakan penanggulangan dapat di laksanakan pada kesempatan
paling dini.
Berikut adalah
cara penanggulangan yang perlu dilakukan saat peristiwa El-Nino dan La-Nina
terjadi:
1.
Meningkatkan petani agar menjaga kondisi tanamannya melalui penggunaan mulsa,
pemutusan pipa kapiler tanah, dan tidak melakukan pemangkasan atau pengurangan
naungan.
2.
Khusus untuk tanaman semusim dan tanaman muda perlu dipertimbangkan pelaksanaan
penyiraman.
Adapun
tindakan rehabilitasi kerusakan setelah terjadinya peristiwa el-nino yaitu
sebagai berikut:
1.
Melakukan pemupukan tambahan untuk memulihkan kondisi tanaman setelah mengalami
masa kekeringan yang panjang.
2.
Melanjutkan pemantauan kondisi tanaman dan kondisi sosial ekonomi petani guna
mengetahui kerusakan pertanaman dan dampak negative el-nino untuk segera
melakukan tindakan rehabilitasi yang diperlukan.
Sedangkan
beberapa pihak memprediksikan hal-hal yang kemungkinan akan terjadi di masa
depan, diantaranya:
1.HUTAN AMAZON AKAN BERUBAH MENJADI GURUN
Memiliki jutaan spesies dan cadangan 1/5 air bersih dunia, hutan
Amazon merupakan hutan hujan tropis terbesar di dunia.
Tetapi pemanasan global dan penggundulan hutan membalikkan fungsi
hutan sebagai penyerap karbon dan merubah 30 - 60 persen hutan menjadi padang
rumput kering. Proyeksi - proyeksi menunjukkan hutan ini bisa lenyap menjelang
tahun 2050.
2. GREAT BARRIER REEF LENYAP DALAM 20 TAHUN
Naiknya air laut akibat pemanasan global dalam
20 tahun akan menenggelamkan gugusan karang ajaib ini. Charlie, mantan kepala
peneliti di Australian Institute of Marine Science mengatakan
pada The Times: "Tidak ada harapan, Great Barrier akan lenyap 20 tahun
lagi atau lebih. Sekali karbon dioksida ( CO2 ) menyentuh level seperti yang
diprediksi antara tahun 2030 dan 2060, seluruh karang akan lenyap. Hal ini
didukung para peneliti karang dan juga semua organisasi terkait lainnya. Ini
sudah kritis dan beginilah kenyataanya."
3. GURUN SAHARA AKAN MENGHIJAU
Para ilmuwan melihat tanda - tanda bahwa gurun Sahara dan wilayah di sekitarnya menghijau akibat makin meningkatnya curah hujan. Hujan ini mampu merevitalisasi wilayah gersangnya sehingga menarik komunitas petani. Kecenderungan menyusutnya gurun ini dijelaskan oleh model-model iklim, yang memprediksi kembalinya ke kondisi yang merubah Sahara menjadi padang rumput subur seperti sekitar 12 ribu tahun yang lalu.
4. ANGIN TOPAN BERTIUP LEBIH DAHSYAT
Belum bisa dijelaskan apakah Global Warming bertanggung jawab atas terjadinya badai Katrina. Tetapi ada indikasi - indikasi bahwa Global Warming akan menciptakan badai - badai berkategori 5 -badai Katrina sendiri berkategori 4 saat menghantam Lousiana. Kekuatan badai dimulai dari adanya air hangat dan model - model ramalan menunjukkan badai di masa depan akan menjadi lebih dahsyat seiring dengan naiknya temperatur lautan. Global Warming juga membuat badai - badai itu lebih destruktif dengan naiknya permukaan laut yang memicu banjir yang lebih besar di wilayah pesisir.
5. HEWAN - HEWAN MENYUSUT
Studi baru menyebutkan bahwa bahwa spesies - spesies hewan mengalami penyusutan rata - rata hingga 50 persen dari massa tubuhnya dalm 30 tahun terakhir. Penelitian awal terhadap domba menduga bahwa musim dingin yang lebih pendek dan ringan membuat domba - domba itu tidak menambah berat badannya untuk bertahan hidup pada tahun pertama hidupnya. Faktor seperti ini dapat juga mempengaruhi populasi ikan. Para peneliti menyebutkan perubahan iklim ini bisa mengganggu rantai - rantai makanan, dimana predator di puncak rantai makanan yang paling terpengaruhi karena menyusutnya mangsa.
6. KOTA LONDON TENGGELAM PADA TAHUN 2100
Tidak hanya karang dan pulau - pulau landai yang terancam Global Warming. Faktanya sebuah ancaman besar juga menghantui wilayah kota besar di wilayah pantai yang beresiko tenggelam di bawah air akibat naiknya permukaan laut. Lusinan kota - kota dunia termasuk London dan New York bisa saja lenyap tenggelam menjelang akhir abad ini, menurut penelitian yang menyebutkan Global Warming akan mengakibatkan naiknya permukaan air laut lebih cepat dari yang diprediksi sebelumnya. London termasuk kota besar yang beresiko tinggi seperti digambarkan dalam sebuah film tahun 2007 berjudul "Flood". Menurut para ahli kota ini akan tenggelam tidak sampai 100 tahun lagi.
7. INDONESIA KEHILANGAN RIBUAN PULAU – NYA
Akibat Global Warming, sedikitnya 2000 pulau kecil di kepulauan
Indonesia mungkin akan hilang sebelum yahun 2030 dan hal ini diperparah
sebagai konsekuensi penambangan liar dan aktivitas lain yang merusak
lingkungan. Indonesia hingga saat ini telah kehilangan sedikitnya 24 dari
17.500 pulau - pulau di wilayahnya.
8. GLOBAL WARMING AKAN MEMICU TERORIS
Global Warming bisa menciptakan kondisi ketidakstabilan di negara - negara miskin, sehingga memicu terjadinya migrasi dan menjadi tempat subur berkembangnya terorisme. Kondisi negara yang tidak stabil akibat iklim yang keras dan tidak menentu menyebabkan banyak orang meninggalkan negaranya dan karena tekanan beberapa di antaranya bisa melakukan tindakterorisme. Belum lagi masalah akibat penolakan dari negara yang didatangi para imigran ini.
9. PEGUNUNGAN ALPEN MENCAIR
Tahun - tahun belakangan ini terlihat pengurangan intensitas salju di wilayah - wilayah rendah, menyusutnya volume glacier ( sungai es ), dan juga meningkatnya cairnya wilayah es beku. Hal ini berdampak langsung pada aktivitas turisme di musim dingin. Diprediksi glacier - glacier itu akan hilang antara tahun 2030 dan 2050. Italia dan Swiss telah memutuskan untuk menggambar ulang batas - batas wilayah mereka akibat berkurangnya glacier - glacier di Alpine dan menyapu tanda batas - batas wilayah dua negara itu.
10. TENGGELAMNYA KEPULAUAN MALDIVA
Wilayah kepulauan rendah dan flat yang dikelilingi lautan diprediksi akan ditenggelamkan oleh lautan yang mengelilinginya itu. Hal ini merupakan berita buruk bagi para penghuninya dan juga bagi dunia pariwisata yang mengandalkan pantai - pantai berpasir putih dengan air hangatnya. Para peneliti memberi waktu tidak lebih dari seratus tahun sebelum kepulauan ini bebar - benar lenyap ditelan samudera.
c. Cara
Penanggulangan Pemanasan Global
Melihat luasnya dampak negatif yang akan ditimbulkan oleh isu pemanasan global ini, maka ada baiknya manusia mulai memikirkan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi pemanasan global. Baik secara individu, kelompok maupun masyarakat.Ada beberapa cara ampuh mengurangi dan mengatasi pemanasan global yaitu :
1. Program
Menanam Pohon
Kampanye pun
sudah di lakukan oleh pemerintah pusat dan daerah, perusahaan besar pun sudah
mengalokasikan dana Corporate Social Responsibiliy (CSR)-nya
untuk menanam pohon.
Tidak sampai
di situ saja, banyak gerakan organisasi masyarakat yang gemar menggalakan
menaman pohon, bahkan ada yang dengan suka rela membagi pohon gratis untuk di
tanam setiap rumah. Kini banyak pihak yang sepakat bahwa menanam
pohon adalah satu cara untuk mencegah pemanasan global. Hanya saja, perlu lebih
baik lagi dalam perencanaan dan pelaksanaannya.
2. Kurangi
Bangunan Rumah Kaca
Banyaknya
bangunan rumah kaca membuat suhu panas bisa meningkat beberapa derajat
celcius. Oleh sebab itu, harus di kurangi, harus ada kebijakan pemerintah
yang tegas tentang pembangunan gedung-gedung yang mencoba mencakar langit
(walau tida bisa).
Aspirasi ini
harus terus di sampaikan, kalau bisa pemerintah memberikan denda kepada
pengembang properti (developer) yang membangun rumah tanpa menganalisa tentang
dampak lingkungan dalam proyek mereka.
3. Cerdas
Dalam Berkendara
Negara maju
sudah banyak yang melakukan hal ini. Budaya berkendara dengan cerdas sudah di
contohkan oleh mereka. Bahkan ada tempat parkir khusus sepeda yang di tata
dengan rapi. Ya, banyak negara maju menggunakan sepeda untuk
berpergian, seperti ke kantor atau ke sekolah.
Sebenarnya,
hal tersebut di Indonesia sudah mulai ada geliatnya, tapi belum mendapat respon
yang baik dari pemerintah. Seharunya pemereintah membuat jalan khusus penaik
sepeda, tapi tidak. Dengan kendaraan ini. Disamping sehat. kita juga bisa
mengurangi dari dampak Polusi yang telah tercemar.
Selain itu,
transportasi massal juga sebagai berkendara dengan cerdas, hal ini bisa
mengurangi pemanasan global yang timbul karena kendaraan bermotor yang kita
naiki. Dengan menaiki transportasi massal, maka langkah ini bisa menghemat
polusi dan juga bisa meminimalisir kemacetan.
Tapi jika Anda
punya kantor atau sekolah yang bisa di tempuh dengan berjalan kaki, maka itu
lebih baik di lakukan dengan jalan kaki, jangan malah menaiki mobil. Sama –
sama kita ketahui bahwa sebab pemanasan global karena CO2 yang
di keluarkan dari bahan bakar kendaraan bermotor.
4. Hemat Listrik
Listrik juga
menjadi faktor dalam menaikan suhu panas. Jika demikian alangkah bijaknya untuk
membiasakan hemat listrik. Seperti di rumah, ketika siang hari mematikan alat
listrik yang tidak digunakan lagi.
Memang harus
massal di lakukan, bukan hanya oleh peorangan saja. Sangat disayangkan masih
ditemukan banyaknya lampu jalan yang menyala di siang hari. Dalam hal ini
pemerintah belum menjadi contoh bagi masyarakat.
Tapi tidak
salah jika kita mulai dari diri kita sendiri, keluarga, tetangga dan
seterusnya. Mudah- mudahan generasi masa depan bisa cerdas dan hemat dalam
penggunaaan listrik.
5. Saluran
Ventilasi Rumah Yang Cukup
Jika Anda mau
mencegah pemansan global masuk kerumah, maka yang Anda lakukan selain memasang
AC, adalah memperbanyak saluran ventilasi di rumah. Supaya angin bisa masuk
kedalam rumah dan memberikan kesejukan. Dan supaya angin tetap banyak masuk
kerumah Anda, maka jangan lupa Anda menanam pohon di pekarangan rumah Anda.
6. Jangan Tebang Pohon Sembarangan (ilegal loging)
Ini yang masih
sulit untuk di lakukan oleh masyarakat kita. Bisa kita lihat setiap tahun
berapa hektar lahan hutan yang terbakar, sehingga menjadi
lahan yang tandus. Tidak terhitung lagi kerugian negara karena hutan yang habis
di bakar oleh oknum tidak bertanggung jawab. Anda bisa bayangkan butuh berapa
lama untuk menunggu pohon untuk tinggi? Ya, butuh bertahun – tahun,
bahkan puluhan tahun.
Yang anehnya,
tindakan ilegal loging tersebut juga di dukung oleh oknum
aparat negara. Jadi para perlaku dengan bebas bertindak perbuatan tidak
bermoral itu.Bagi pohon yang di jalanan banyak hidup segan mati tak mau, karena
tidak di rawat dengan baik, apatah lagi di musim pemilu,
banyak pohon yang di paku dengan sembarangan.
Kampanye
tentang menolak dan menentang ilegal loging atau menolak
penebangan pohon sembaranga harus terus di galakkan. Ini demi kemaslahatan
bersama, jangan hanya karena kepentingan seelompok orang, membuat masalah bagi
bangsa dan negara.
7. Membersihkan
lampu (debu bisa mengurangi tingkat penerangan hingga 5%).
8. Kurangi
penggunaan AC. Jika terpaksa memakai AC (tutup pintu dan jendela selama AC
menyala. Atur suhu sejuk secukupnya, sekitar 21-24o C) & alihkan panas
limbah mesin AC tadi untuk mengoperasikan water-heater.
9. Jemur pakaian
di luar. Angin dan panas matahari lebih baik ketimbang memakai mesin (dryer)
yang banyak mengeluarkan emisi karbon.
10. Hemat
penggunaan kertas (bahan bakunya berasal dari kayu).
11. Kurangilah
penggunaan sampah plastik. Hampir semua sampah plastic menghasilkan gas
berbahaya ketika dibakar. Atau Anda juga dapat membantu mengumpulkannya untuk
didaur ulang kembali. Lebih baik bawa tas yang bisa dipakai ulang
untuk mengurangi penggunaan plastik.
12. Kurangilah konsumsi
daging.Berdasarkan penelitian, untuk menghasilkan 1 kg daging, sumber daya yang
dihabiskan setara dengan 15 kg gandum. Bayangkan bagaimana kita bisa
menyelamatkan bumi dari kekurangan pangan jika kita bervegetarian.
13. Hindari makan
makanan fast food. Fast food merupakan penghasil sampah terbesar di dunia.
14. Jangan
membeli bunga potong.Jika daerah Anda bukan penghasil bunga hias, maka bisa
dipastikan bunga itu dikirim dari tempat lain. Hal ini akan menghasilkan “jejak
karbon” yang besar.
Bab IV
Penutup
1. Kesimpulan
Pemanasan
global (Global Warming) adalah proses peningkatan suhu
rata-rata atmosfer, laut, dan daratan bumi. Suhu rata-rata global pada
permukaan bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18°C (1.33 ± 0.32°F) selama seratus
tahun terakhir.Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC)menyimpulkan
bahwa, sebagian besar peningkatan temperatur rata-rata global sejak pertengahan
abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas
rumah kaca akibat aktivitas manusia melalui efek rumah kaca. Berikut ini
beberapa hal-hal yang menyebabkan pemanasan global, antara lain gas metana pada
peternakan & pertanian,polusi karbondioksida ,aktivitas penebangan
pohon & penggunaan pupuk kimia yang berlebihan. Akibat-akibat
pemanasan global diantaranya adalah wabah penyakit, penurunan hasil pertanian,
naiknya permukaan air laut, dan punahnya berbagai jenis hewan. Beberapa cara
untuk mengurangi pemanasan global adalah menghemat listrik, mengurangi bangunan
kaca, mengurangi penggunaan plastik, & menanam pohon.
2. Saran
Kita harus menjaga
kelestarian bumi kita agar dapat mengurangi pemanasan global. Dengan cara yang
sederhana pun sebenarnya kita telah membantu mengurangi pemanasan global.
Contohnya lebih memilih naik sepeda untuk ke warung yang jaraknya dekat dengan
rumah, mematikan listrik yang tidak digunakan & menanam pohon.
Hal hal kecil inilah justru dianggap sepele oleh sebagian orang. Jika kebiasaan
ini terus menerus dilakukan maka akan membuat pemanasan global semakin parah.
Daftar Pustaka
Setyaningsih
Puput, Indah Purnamaasri & Tri Haryanto. 2014. Geografi
Peminatan Ilmu Ilmu Sosial SMA/MA Kelas X Semester 2. Klaten: PT Intan
Pariwara
http://www.hijauku.com/2012/09/21/luas-wilayah-es-di-antartika-terus-menciut/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar