Senin, 14 November 2016

Prinsip dan Cara Kerja Mesin Diesel 4 tak

Prinsip dan Cara Kerja Mesin Diesel 4 tak
Cara Kerja Mesin Diesel 4 Langkah. Seperti halnya pada motor bensin maka ada motor diesel 4 langkah dan 2 langkah, dalam aplikasinya pada sektor otomotif/kendaraan kebanyakan dipakai motor diesel 4 langkah.

Pada mesin diesel 4 langkah, katup masuk dan buang digunakan untuk mengontrol proses pemasukan dan pembuangan gas dengan membuka dan menutup saluran masuk dan buang.  Perbedaan nya, jika pada motor bensin, udara dan bahan bakar masuk bersama sama melalui inteke manifold dan katup hisap, sementara di mesin diesel, hanya udara (gas) saja yang masuk ke ruang bakar melalui saluran masuk dan katup hisap. Perbedaan yang kedua, jika pada mesin bensin pembakaran diperoleh dari nyala bunga api pada busi, pada mesin diesel tidak demikian, melainkan dengan panas yang dihasilkan pada saat langkah kompresi udara, kemudian  baru injector nozzle menyemprotkan bahan bakar yang sudah diatomisasikan (dikabutkan) sehingga mudah terjadi pembakaran. Lebih jelasnya, perhatikan berikut ini :
Mesin Diesel
Pada mesin diesel, bahan bakar diinjeksikan oleh injector nozzle ke dalam silinder yang di dalamnya telah tersedia udara panas yang diakibatkan oleh langkah kompresi. Hal tersebut mengakibatkan bahan bakar terbakar dan terjadilah pembakaran yang menghasilkan langkah usaha. Udara yang masuk ke dalam silinder tidak diatur seperti halnya pada mesin bensin. Masuknya udara hanya berdasarkan isapan dari piston. Jadi, pada mesin diesel, out-put mesin diatur atau ditentukan oleh banyaknya bahan bakar yang diinjeksikan. Untuk menentukan besarnya out-put mesin diesel tergantung dari dua hal, yaitu (1) Besarnya tekanan kompresi dan (2) Jumlah dan saat penginjeksian bahan bakar yang tepat.

Mesin Bensin
Out put mesin bensin dikontrol oleh katup throtle pada karburator dengan cara mengatur banyaknya campuran udara dan bensin yang masuk ke dalam silinder. Untuk menentukan besarnya out-put mesin bensin tergantung dari tiga hal, sebagai berikut;
a) Perbandingan udara dan bahan bakar yang masuk ke dalam silinder.
b) Besarnya pengapian dan ketepatan waktu pengapian.
c) Besarnya kompresi .

Berikut ini prinsip kerja dari mesin diesel 4 langkah
Yang perlu diperhatikan adalah, ada beberapa macam ruang bakar yang ada pada motor diesel, diantaranya ada mesin diesel yang menggunakan ruang bakar utama ditambah ruang bakar tambahan, tetapi ada juga mesin diesel yang mengguanak ruang bakar utama saja atau disebut ruang bakar langsung (direct injection). Nah, dibawah ini merupakan cara kerja mesin diesel yang menggunakan ruang bakar langsung (direct injection). Untuk yang menggunakan ruang bakar tambahan mungkin akan saya share lain kali. Langsung saja berikut ini cara kerja mesin diesel 4 langkah :
1. Langkah Hisap
Selama langkah pertama, yakni langkah hisap, piston bergerak ke bawah (dari TMA ke TMB) sihingga membuat kevakuman di dalam silinder, kevakuman ini membuat udara terhisap dan masuk ke dalam silinder. Pada saat ini katup hisap membuka dan katup buang menutup.
langkah hisap mesin diesel
Langkah hisap Mesin Diesel
2. Langkah Kompresi
Pada langkah kedua disebut juga dengan langkah kompresi, udara yang sudah masuk ke dalam silinder akan ditekan oleh piston yang bergerak ke atas (TMA). Perbandingan kompresi pada motor diesel berkisar diantara 14 : 1 sampai 24 : 1. Akibat proses kompresi ini udara menjadi panas dan temperaturnya bisa mencapai sekitar 900 °C. Pada lankah ini kedua katup dalam posisi menutup semua.
Langkah Compresi Mesin Diesel
Langkah Compresi Mesin Diesel
3. Lankah Pembakaran
Pada akhir langkah kompresi, injector nozzle menyemprotkan bahan bakar dengan tekanan tinggi dalam bentuk kabut ke dalam ruang bakar dan selanjutnya bersama sama dengan udara terbakar oleh panas yang dihasilkan pada langkah kompresi tadi. Diikuti oleh pembakaran tertunda, pada awal langkah usaha akhirnya pembentukan atom bahan bakar akan terbakar sebagai hasil pembakaran langsung dan membakar hampir seluruh bahan bakar. Mengakibatkan panas silinder meningkat dan tekanan silinder yang bertambah besar. Tenaga yang dihasilkan oleh pembakaran diteruskan ke piston. Piston terdorong ke bawah (TMA) dan tenaga pembakaran dirubah menjadi tenaga mekanik. Pada saat ini kedua katu juga dalam posisi tertutup.
Langkah Usaha Mesin Diesel
Langkah Usaha Mesin Diesel
4. Langkah Buang
Dalam langkah ini piston akan bergerak naik ke TMA dan mendorong sisa gas buang keluar melalui katup buang yang sudah terbuka, pada akhir langkah buang udara segar masuk dan ikut mendorong sisa gas bekas keluar dan proses kerja selanjutnya akan mulai. Pada langkah ini katup buang terbuka dan katup masuk tertutup.
langkah buang mesin diesel
Langkah buang mesin diesel
Untuk Mesin Bensin : Cara Kerja Motot Bakar 4 tak


Apa Perbedaan Motor Listrik dengan Generator Listrik?


Motor listrik adalah alat yang dapat mengubah energi listrik menjadi energi gerak. Sedangkan generator listrik adalah mesin yang dapat mengubah energi gerak atau energi kinetik menjadi energi listrik.

Generator listrik dianggap sebagai mesin yang sangat penting, karena mengubah dunia yang gelap tanpa listrik menjadi terang benderang. Generator listrik bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik yang ditemukan Faraday. Cara kerja mesin tersebut adalah memutar konduktor listrik tegak lurus dengan medan magnet sehingga timbul listrik. 

Perbedaan Motor Diesel dan Motor Bensin

Dalam motor terdapat berbagai jenis bahan bakar yaitu bensin, solar dan gas. Bahan bakar gas biasa digunakan pada busway. Bagaimana cara membedakan antara motor diesel dan motor bensin? Berikut bicaramobil.com rangkumkan perbedaannya.
Motor Diesel :
  1. Digunakan pada kendaraan berat seperti truk, HD dan lain-lain
  2. Bahan bakar menggunakan solar
  3. Getaran yang ditimbulkan mesin sangat besar dan terasa
  4. Menggunakan metode pengapian sendiri
  5. Bentuk ruang bakar yang cukup rumit
  6. Perbandingan kompresi 15-30 kg/cm kubik
  7. Proses pembakaran dengan metode sabathe
  8. Hasil pembakaran sangat pekat dan bau
Motor Bensin :
  1. Bahan bakar yang digunakan adalah bensin seperti Pertalite, Premium, Pertamax, Pertamax 92
  2. Getaran mesin yang dihasilkan sangat halus dan cenderung tidak berasa
  3. Metode pemberian bahan bakar menggunakan karburator
  4. Metode pengapian dengan loncatan bunga api listrik sederhana
  5. Memiliki bentuk ruang bakar yang sederhana
  6. Pembentukan campuran terjadi sebelum kompresi
  7. Perbandingan kompresi 6 – 12 kg/cm2
  8. Proses pembakaran adalah proses otto






SISTEM PENDINGINAN AIR PADA MESIN MOBIL
1.   Pendahuluan
Pada umumnya mesin mobil menggunakan sistem pendinginan air, dan hanya sebagian kecil mobil saja yang menggunakan mesin berpendingin udara. Meskipun mesin menggunakan sistem pendinginan air, sebenarnya menggunakan juga udara secara tidak langsung sebagai pendingin.
Mesin atau motor atau engine mobil merupakan penghasil tenaga atau power yang akan dimanfaatkan untuk menjalankan mobil.   Tenaga atau power mesin dihasilkan dari proses pembakaran campuran bahan bakar dan udara yang terjadi didalam ruang bakar silinder mesin. Mesin mobil yang ada di masyarakat Indonesia umumnya adalah mesin 4 tak atas 4 silinder dengan rentang putaran mesin terendah sekitar 700 rpm (rotasi per menit) sampai putaran mesin maksimum sekitar 8.000 rpm. Berarti pada mesin 4 silinder tersebut saat putaran terndah setiap menitnya akan terjadi 1.400 kali proses pembakaran dan pada putaran maksimum setiap menitnya akan terjadi 16.000 kali proses pembakaran, yang mana temperatur pembakaran dapat mencapai sekitar 2.000o C. Maka dapat dibayangkan bahwa komponen mesin terutama torak/piston, silinder, katup-katup dan kepala silinder mendapat beban panas yang luar biasa selama mesin hidup.
Oleh karena komponen utama mesin tersebut memiliki batas kemampuan terhadap beban panas, maka pada mesin dilengkapi dengan sistem pendinginan yang baik, sehingga panas pada komponen logam mesin yang berlebih dapat diserap (berpindah)  ke air pendingin dan selanjutnya ke udara. Dengan adanya sistem pendinginan, komponen mesin tetap terjaga kemampuannya terhadap beban panas yang ada, sehingga mesin mobil tetap dapat berfungsi dengan baik dalam waktu yang lama, bahkan banyak mesin mobil yang masih berfungsi baik setelah mobil digunakan lebih dari 30 tahun.

2.   Komponen Sistem Pendinginan Air
Komponen sistem pendinginan air pada mesin mobil seperti terlihat pada gambar berikut, selain air sebagai media utama pendingin serta udara yang melewati radiator, adalah :
a. Kantong air (1) yang terdapat pada rongga-rongga blok mesin dan kepala silinder, yang selalu dipenuhi air pendingin.
b.   Slang air atas (2), untuk mengalirkan air panas mesin ke radiator.
c. Slang air bawah (3), untuk mengalirkan air yang telah didinginkan radiator kembali bersirkulasi ke mesin.
d. Radiator (4), untuk memindahkan panas dari air ke sirip-sirip radiator dan selanjutnya ke udara yang melewati radiator.
e.  Termostat (5), untuk menutup dan membuka aliran air dari mesin ke radiator.
f.    Pompa air (6), untuk mempercepat sirkulasi air pada sistem pendinginan.
g.  Ventilator atau kipas (7), untuk mengalirkan udara melewati radiator supaya pendinginan tidak hanya tergantung pada udara dari kecepatan mobil.
h. Tutup radiator (8), untuk mengatur tekanan air dalam sistem pendinginan.
i.  Reservoir (9), sebagai tempat persediaan air dan untuk meyeimbangkan perbedaan volume air pendingin akibat panas.
3.   Cara Kerja Sistem Pendinginan Air (gambar 1)
Proses pendinginan adalah proses berpindahnya energi panas atau kalor dari zat yang bertemperatur lebih tinggi ke zat lain yang bertemperatur lebih rendah. Cara kerja sistem pendinginan air pada mesin dapat dijelaskan pada saat mesin sudah hidup, mulai dari kondisi temperatur mesin masih dingin atau bertemperatur udara luar atmosfir, kemudian diharapkan mesin cepat panas atau cepat mencapai temperatur kerja yang diinginkan (80°C s.d 1000 C) dan selanjutnya mempertahankan temperatur kerja mesin tersebut, jangan sampai temperatur mesin dibawah batas tersebut dan juga jangan sampai temperatur mesin diatas batas atas tersebut diatas (overheating).
http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/images/gbartikeldep60/bintoro/5a.jpg
  1. Gambar 1. Sistem Pendinginan Air pada Mesin

a. Temperatur Mesin Dingin Sampai Temperatur Kerja
Pada saat mesin masih dingin (bertemperatur udara atmosfir) dan kemudian mesin dihidupkan, maka di dalam silinder terjadi proses pembakaran yang berulang-ulang, sehingga komponen mesin dan air pendingin temperaturnya semakin meningkat. Bersamaan dengan itu, pompa air (6) berputar, maka terjadi sirkulasi air hanya di dalam rongga blok motor dan kepala silinder (1). Air tidak dapat bersirkulasi melewati radiator (4), karena termostat (5) masih tertutup. Oleh karena sirkulasi air hanya di dalam mesin dan air tidak didinginkan radiator, maka komponen mesin dan air menjadi cepat panas atau disebut dengan mesin telah panas, mencapai temperatur kerja yang diinginkan (80°C s.d 1000 C).

b. Temperatur Kerja Mesin Stabil
Setelah mesin panas atau mencapai temperatur kerja, temperatur mesin tidak boleh naik lagi melebihi batas atas temperatur kerja, karena akan mengakibatkan panas mesin berlebihan (overheating), harus diupayakan temperatur kerja mesin stabil pada rentang temperatur yang diinginkan (80°C s.d 1000 C). Supaya temperatur mesin tidak naik lagi, maka air pendingin yang panas harus disirkulasikan dan didinginkan radiator. Oleh karena itu saat mesin panas termostat harus membuka, sehingga sirkulasi air tidak hanya di dalam mesin, tetapi melewati termostat (5), slang bagian atas (2), radiator (4), slang bagian bawah (3), pompa air (6) dan ke dalam mesin (1), termostat dan seterusnya. Akibatnya panas air pada radiator akan berpindah ke sirip-sirip radiator dan terus berpindah ke udara yang melewati radiator. Dengan sirkulasi air yang terus menerus melewati radiator dan didinginkan oleh udara yang selalu lewat dari depan kendaraan ke arah mesin, maka temperatur air yang cenderung semakin panas akan didinginkan, sehingga mesin akan terjaga tidak melebihi batas panas temperatur kerja. Kipas yang berputar akan menjamin kecukupan aliran udara yang melewati radiator.

4.   Termostat
Termostat yang digunakan pada sistem pendinginan kebanyakan adalah jenis wax thermostat/termostat lilin (gambar 2). Kerja termostat mengikuti temperatur air pendingin, ketika air masih dibawah temperatur kerja, lilin belum meleleh dengan cukup sehingga termostat menutup, dan ketika air mulai mencapai temperatur kerja, lilin semakin mencair dan mampu melawan pegas yang ada sehingga termostat mulai membuka dan akan semakin membuka penuh bersamaan dengan naiknya temperatur kerja mesin. Jadi, air pendingin semakin panas, termostat semakin terbuka, maka air yang didinginkan radiator semakin banyak. Demikian juga sebaliknya jika air pendingin semakin turum temperaturnya, termostat semakin tertutup, maka air yang didinginkan radiator semakin sedikit.
http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/images/gbartikeldep60/bintoro/5b.jpg
  1. Gambar 2. Termostat
5.   Tutup Radiator
Tutup radiator berfungsi untuk menaikkan tekanan air didalam sistem pendinginan. Pada temperatur kerja, air sistem pendinginan bertekanan 80-120 kPa (0,8-1,2 bar). Dengan tekanan air melebihi tekanan atmosfir tersebut, maka titik didih air pendingin dapat naik mencapai 120 derajat Celcius, maka sistem pendinginan menjadi lebih aman, karena air tidak cepat  mendidih.
http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/images/gbartikeldep60/bintoro/5c.jpg


a. Saat MesinPanas
Saat mesin/motor hidup dan menjadi panas (mencapai temperatur kerja), maka temperatur dan tekanan air pendinginan akan naik dan volume air mengembang, maka katup pelepas akan membuka pada tekanan ‘teknik’ 80-120 kPa(0.8-1.2 bar), akibatnya air akan mengalir ke reservoir dan berhenti ketika katup pelepas kembali menutup pada saat tekanan air dalam radiator turun dibawah 80-120 kPa(0.8-1.2 bar).
b. Saat Mesin Dingin
Setelah mesin/motor dimatikan, maka semakin lama temperatur mesin dan air akan semakin turun bahkan mencapai temperatur udara luar/atmosfir serta volume air menyusut. Akibatnya akan terjadi ruang kosong dan vakum (dibawah tekanan atmosfir) diatas permukaan air pendingin dalam radiator. Dengan terjadinya vakum ini maka katup vakum radiator  akan membuka,akibatnyaair pendingin dalam tangki reservoir yang bertekanan atmosfir akan mengalir (terisap) masuk memenuhi ruang dalam radiator, dan selanjutnya kevakuman diatas air dalam radiator semakin hilang dan katup vakum kembali tertutup.

6.   Kekurangan, Kerusakan dan Gangguan pada Sistem Pendinginan
a.    Kekurangan atau kehabisan air pada radiator dan reservoir.
b.    Sabuk penggerak (fan belt) pompa air kendor atau putus.
c.  Slang-slang air radiator tidak tersambung dengan baik, retak-retak atau bocor.
d.    Radiator kotor atau bocor.
e.    Termostat tidak dipasang atau rusak dalam kondisi terbuka terus atau
f.     Termostat rusak dalam kondisi tertutup terus.
g.  Tutup radiator tidak menutup dengan rapat atau katup pelepas dan katup vakumnya          tidak dapat terbuka.
h.    Seal pompa air bocor.

SISTEM PEMBAKARAN DAN PENGAPIAN PADA MOTOR BENSIN


Sistem pengapian pada motor bensin berfungsi mengatur proses pembakaran campuran bensin dan udara di dalam silinder sesuai waktuyang sudah ditentukan yaitu pada akhir langkah kompresi. Permulaan pembakaran diperlukan karena, pada motor bensin pembakaran tidak bisa terjadi dengan sendirinya.
Pembakaran campuran bensin-udara yang dikompresikan terjadi di dalam silinder setelah busi memercikkan bunga api, sehingga diperoleh tenaga akibat pemuaian gas (eksplosif) hasil pembakaran, mendorong piston ke TMB menjadi langkah usaha. Agar busi dapat memercikkan bunga api, maka diperlukan suatu system yang bekerja secara akurat. Sistem pengapian terdiri dari berbagai komponen, yang bekerja bersama-sama dalam waktu yang sangat cepat dan singkat.
A. KLASIFIKASI MOTOR
Motor bakar dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok, yaitu:
1. Motor pembakaran luar (Exsternal Combustion Engine), yaitu motor yang pembakarannya diluar mesin.
Contoh : mesin uap, turbin uap dan lain-lain.
2. Motor pembakaran dalam (Internal Combustion Engine), yaitu motor yang proses pembakaran berada di dalam mesin itu sendiri.
Contoh : Motor diesel, motor bensin, dan lain-lain.
B. MOTOR 4 TAK
Motor 4 tak merupakan motor yang satu siklus kerjanya diperlukan 4 langkah gerakan piston atau 2 putaran engkol. Empat langkah piston tersebut adalah:
1. Langkah Hisap
2. Langkah Kompresi
3. Langkah Usaha
4. Langkah Buang
Siklus motor 4 tak ini ditemukan oleh seorang insiyur Jerman, yaitu Nikolas A. Otto pada tahun 1876, untuk mengenang jasanya maka motor 4 tak sering disebut motor Otto.
Proses kerja motor 4 tak tersebut adalah sebagai berikut:
1. Langkah Hisap
Piston bergerak dari TMA (Titik Mati Atas) menuju TMB (Titik Mati Bawah). Posisi katup hisap terbuka dan katup buang tertutup. Akibat gerakan piston volume didalam silinder membesar sehingga tekanan turun. Turunnya tekanan di dalam silinder menyebabkan adanya perbedaan tekanan diluar silinder dengan didalam silinder sehingga campuran bahan bakar terhisap masuk ke dalam silinder.2. Langkah Kompresi
Piston bergerak dari TMB menuju TMA. Posisi katup hisap dan katup buang tertutup. Gerakan piston menyebabkan volume didalam silinder mengecil memampatkan/ mengkopresi campuran bahan bakar didalam silinder sehingga tekanan dan temperature naik.
3. Langkah Usaha
Beberapa saat sebelum TMA, busi memercikkan api sehingga membakar campuran bahan bakar. Terbakarnya campuran bahan bakar menyebabkan temperatur dan tekanan didalam silinder naik. Tekanan mendorong piston dari TMA menuju TMB, melalui batang piston gaya tekan piston digunakan untuk memutar poros engkol, pada poros engkol digunakan untuk memutar beban.
4. Langkah Buang
Piston bergerak dari TMB menuju TMA. Posisi katup hisap tertutup dan katup buang terbuka. Gerakan piston menyebabkan piston mendoron gas buang ke luar menuju knalpot melalui katup buang.

Setelah langkah buang maka motor melakukan langkah hisap, kompresi, usaha dan buang, demikian seterusnya sehingga selama ada proses pembakaran maka motor berputar terus. Siklus kerja motor 4 tak dapat digambarkan sebagai berikut:

Proses pembakaran mesin diesel
Proses pembakaran dibagi menjadi 4 periode:
a) Periode 1: Waktu pembakaran tertunda (ignition delay) (A-B)
Pada periode ini disebut fase persiapan pembakaran, karena partikel-partikel bahan bakar yang diinjeksikan bercampur dengan udara di dalam silinder agar mudah terbakar.
b) Periode 2: Perambatan api (B-C)
Pada periode 2 ini campuran bahan bakar dan udara tersebut akan terbakar di beberapa tempat. Nyala api akan merambat dengan kecepatan tinggi sehingga seolah-olah campuran terbakar sekaligus, sehingga menyebabkan tekanan dalam silinder naik.  Periode ini sering disebut periode ini sering disebut pembakaran letup.
c) Periode 3: Pembakaran langsung (C-D)
Akibat nyala api dalam silinder, maka bahan bakar yang diinjeksikan langsung terbakar. Pembakaran langsung ini dapat dikontrol dari jumlah bahan bakar yang diinjeksikan, sehingga periode ini sering disebut periode pembakaran dikontrol.
d) Periode 4: Pembakaran lanjut (D-E)
Injeksi berakhir di titik D, tetapi bahan bakar belum terbakar semua. Jadi walaupun injeksi telah berakhir, pembakaran masih tetap berlangsung. Bila pembakaran lanjut terlalu lama, temperatur gas buang akan tinggi menyebabkan efisiensi panas turun.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFSsRPlh8ppQyofB99OXHXmSbslprpi5zSgyKi-hNXQ9MYuUsio2RVXScsxTqdPCABKMK7j3fMDMIQXQ2udoU5OTNjoYizjY6M6zLU1i5FfYfH-xKuyn-W2edA-Uney1GDPMnYMESj33o/s1600/7.bmp
Sistem pengapian konvensional merupakan sistem pengapian yang metode pembangkitan pulsa menggunakan platina (contac breaker). Pemasangan platina secara seri antara koil pengapian dengan massa.

Gambar13. Pembangkitan pulsa pengapian konvensional
Saat platina menutup (ON) maka arus listrik megalir pada kumparan primer. Saat platina terbuka (OFF), maka arus primer koil terputus, dan terjadi induksi tegangan tinggi pada sekunder koil. Hubung putus platina dilakukan oleh poros nok.




Jenis jenis pengapian;

1. Sistem pengapian Semi Elektronik
Sistem pengapian semi elektronik merupakan sistem pengapian yang menggunakan tambahan komponen elektronik berupa transistor sebagai saklar elektrik. Kerja transistor dikontrol oleh platina. Karena platina hanya mengendalikan transistor maka arus yang lewat platina menjadi kecil dan kontak platina menjadi awet.


Gambar 14. Pembangkitan pulsa pengapian semi elektronik
Saat platina menutup (ON) maka transistor juga ON, dan saat platina terbuka (OFF) maka transistor juga OFF. Jadi pulsa platina sama dengan pulsa transistor, perbedaan terletak pada besar arus yang mengalir. Arus yang melalui platina harus melalui R3, sehingga arus yang mengalir menjadi kecil, platina menjadi awet.


2. Sistem Pengapian Elektronik

Gambar 21. Pembangkitan pulsa pada sistem pengapian elektronik menggunakan signal generator
Sistem pengapian elektronik merupakan sistem pengapian tidak menggunakan platina (contactlees ignition). Sebagai ganti kontak platina digunakan photo transistor, inframerah atau signal generator. Sistem pengapian elektronik dikelompokkan menjadi 2 yaitu sistem pengapian Transistor (Igniter) dan sistem pengapian CDI (Capastor Discharge Ignition).
Sistem pengapian elektronik pada saat ini yang paling banyak digunakan karena perawatan lebih mudah karena tidak memerlukan penyetelan, induksi sekunder koil tegangannya sangat tinggi sehingga percikan api kuat, hemat bahan bakar, emisi gas buang rendah dan performa mesin sangat baik.
Top of Form
Bottom of Form

Layanan Kami

Cara Kerja Mesin Refrigerasi

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiBwuOUZJHqXzCHU6T5VF3F3Ejadf1m9CYGAqU7ob5gG2YSQgAEpE4k1Il0Jpvn0aPtA8LqMda7dpFA55gi0DEKd_Z5GPs6Vg4iF225Ay7w_Cb7wdDd0YjCmapReuyiKYJLxa7ulDWZJ4o/s400/Refrigeration.png
Pada dasarnya sistem yang digunakan pada AC Ruang, Kulkas, Freezer dan alat pendingin lainya adalah sama, hanya bentuk dan ukurannya yang berbeda disesuaikan dengan kebutuhannya. Pada dasarnya pendinginan yang terjadi pada mesin pendingin adalah hasil dari refrigrasi atau proses perputaran refrigran, tentu saja refrigran tidak akan berputar sendiri oleh karena itu dalam sistem pendingin ada beberapa komponen untuk mengalirkan refrigran yaitu:
  1. Kompresor
    kompresor berfungsi untuk memompa refrigran sehingga refrigran dapat berputar dalam sistem pendingin, kompresor bisa juga disebut jantung dari mesin pendingin.
  2. Kondensor
    kondensor berfungsi untuk membuang panas yang dihisap oleh refrigran dari ruangan yang akan didinginkan, kondensor terletak setelah kompresor jadi refrigran yang ditekan oleh kompresor akan masuk ke kondensor.
  3. Filter
    filter berfungsi untuk menyarin refrigran agar dalam keadaan bersih saat melewati expansi, filter hanya sebagai tambahan sehingga boleh ada atau boleh tidak, letak filer terdapat setelah kondensor.
  4. Expansi
    expansi berfungsi untuk menurunkan tekanan refrigran, expansi terletak setelah filter.
  5. Evaporator
    evaporator berfungsi untuk menghisap panas yang ada diruangan yang akan didinginkan, evaporator terletak setelah expansi.
  6. Akumulator
    akumulator berfungsi sebagai penyaringan gas dari cairan, sehingga refrigran yang masuk ke dalam kompresor dalam keadaan gas (kompresor dirancang untuk memompa gas bukan cairan), akumulator hanya sebagai tambahan boleh ada atau boleh tidak, akumulator terletak setelah evaporator dan sebelum kompresor.

Gambar Sistem Pengapian Pada Motor Bensin 4 Tak



Hasil gambar untuk gambar rangkaian kelistrikan (pengapian) sistem pendingin pada motor bensin 4 tak


Sistem Pendinginan Pada Motor Bensin 4 Tak


Hasil gambar untuk gambar rangkaian sistem pendingin pada motor bensin 4 tak


1 komentar:

  1. Artikelnya mudah difahami dan menambah pengetahuan seputar kelistrikan Mesin diesel, semoga selalu berkarya.

    untuk Info tentang kelistrikan lainnya, kunjungi 'Voltechno.Net"
    Thanks

    BalasHapus