DAMPAK GEMPA BUMI TERHADAP LINGKUNGAN DAN PEMUKIMAN PENDUDUK DI SUMATERA BARAT TAHUN 2016
D
I
S
U
S
U
N
Lembar Pengesahan
Penelitian tentang Dampak Gempa Bumi terhadap lingkungan dan pemukiman penduduk yang saya lakukan dengan pendekatan ekologi
Telah Disetujui Oleh:
Penerbit Guru Pembimbing
(Peri Crisna Tua Purba) (R.U.Manurung.S,Pd)
ABSTRAK
Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik. Gempa Bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak Bumi (lempeng Bumi). Frekuensi suatu wilayah, mengacu pada jenis dan ukuran gempa Bumi yang di alami selama periode waktu. Gempa Bumi diukur dengan menggunakan alat Seismometer. Moment magnitudo adalah skala yang paling umum di mana gempa Bumi terjadi untuk seluruh dunia. Skala Rickter adalah skala yang di laporkan oleh observatorium seismologi nasional yang di ukur pada skala besarnya lokal 5 magnitude. kedua skala yang sama selama rentang angka mereka valid. gempa 3 magnitude atau lebih sebagian besar hampir tidak terlihat dan besar nya 7 lebih berpotensi menyebabkan kerusakan serius di daerah yang luas, tergantung pada kedalaman gempa. Gempa Bumi terbesar bersejarah besarnya telah lebih dari 9, meskipun tidak ada batasan besarnya. Gempa Bumi besar terakhir besarnya 9,0 atau lebih besar adalah 9,0 magnitudo gempa di Jepang pada tahun 2011 (per Maret 2011), dan itu adalah gempa Jepang terbesar sejak pencatatan dimulai. Intensitas getaran diukur pada modifikasi Skala Mercalli.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………………….. I
ABSTRAK…………………………………………………………………………….. II
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………….. III
DAFTAR ISI………………………………………………………………………….. IV
BAB.I PENDAHULUAN……………………………………………………………. 1
BAB.III KAJIAN PUSTAKA………………………………………………………. 2
BAB.IV METODE PENELITIAN…………………………………………………. 4
BAB.V PEMBAHASAN…………………………………………………………….. 5
BAB.VI KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………………… 7
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………………... 8
DAFTAR PUSTAKA…………………………………../......................................... 9
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Bencana Gempa bumi merupakan sebuah ancaman besar bagi penduduk pantai di kawasan Pasifik dan lautan-lautan lainnya di dunia. Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang mempunyai tingkat gempa yang sangat tinggi. Hal ini dikarenakan indonesia terletak diantara tiga lempeng aktif dunia, yaitu lempeng Eurasia, Indo-Australia dan Pasifik. Konsekuensi tumbukan lempeng tersebut mengakibatkan negara Indonesia rawan bencana geologi diantaranya Gempa bumi, Letusan Gunung Api, Tsunami, Gerakan Tanah dan lain-lain.
Rumusan Masalah
- Apa dampak dari gempa bumi yang terjadi di sumatera barat?
- Bagaimana cara penanggulangannya?
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah :
1. Meramalkan waktu terjadinya Gempa Bumi Tektonik di pulau Mentawai dengan Menggunakan Metode Distribusi Weibull, Distribusi Gumbel dan Distribusi Eksponensial.
2. Membandingkan Metode peramalan yang paling baik yang digunakan yaitu Distribusi Weibul 3 parameter, Distribusi gumbel 2 parameter dan Distribusi Eksponensial 1 parameter.
3. Menentukan Verifikasi parameter – parameter distribusi yang digunakan.
Defenisi Operasional
verifikasi/ve·ri·fi·ka·si/ /vĂ©rifikasi/ n pemeriksaan tentang kebenaran laporan, pernyataan, perhitungan uang, dan sebagainya: pihak kepolisian telah mengadakan -- terhadap pernyataan salah seorang anggota partai tentang adanya keterlibatan purnawirawan TNI dalam kasus pemalsuan uang
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Gempa bumi 6,5 skala Richter di barat daya Pesisir Selatan, Sumatera Barat , Kamis 2 Juni 2016 pukul 5.56 WIB telah merusakkan 2.663 rumah dan 103 ruang kelas di 19 kelurahan atau 16 kecamatan di Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten Mukomuko, Kabupaten Kerinci, dan Kota Padang.Sebanyak 2.663 unit rumah yang rusak terdiri atas 114 rumah rusak berat, 612 rumah rusak sedang, dan 1.905 rumah rusak ringan.
"Selain itu, dampak gempa adalah satu orang meninggal dunia atas nama Awaludin, warga Kota Padang (80) akibat serangan jantung dan 18 orang luka-luka. Korban meninggal saat merasakan guncangan gempa yang keras dan mendadak terkena serangan jantung. Korban luka-luka sebagian besar tertimpa bangunan yang roboh dan saat lari evakuasi," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho melalui siaran pers di Jakarta, Sabtu 4 Juni 2016.Daerah yang paling parah terdampak gempa adalah Kabupaten Pesisir Selatan Provinsi Sumatera Barat meliputi Kecamatan IV Jurai, Linggo Sari Baganti, Lenggayang, Ranah Pesisir, Pancung Soal, dan Ranah Ampek Hulu.
Kerusakan bangunan di Pesisir Selatan meliputi 93 rumah rusak berat, 578 rumah rusak sedang, dan 1.801 rumah rusak ringan.Sebanyak 29 unit kelas sekolah rusak berat dan 74 unit kelas rusak sedang, dan 2 kantor rusak sedang hingga berat. Sebanyak 100 orang yang mengungsi telah kembali ke rumah masing-masing. Sebelumnya mereka mengungsi ke luar daerahnya karena khawatir terjadi gempa susulan.Di Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, kerusakan rumah meliputi 20 rumah rusak berat, 31 rumah rusak sedang, dan 97 rumah rusak ringan. Kerusakan ini tersebar di Desa Talang Petai Kecamatan V Koto, Desa Pasar Baru Kecamatan Lubuk Pinang, dan Desa Lubuk Sanai Kecamatan XIV Koto. Di Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi terdapat 1 rumah rusak berat, 3 rumah rusak sedang, dan 7 rumah rusak ringan.
BPBD masih melakukan pendataan. Diperkirakan masih ada bangunan yang rusak dan belum dilaporkan karena kondisi cuaca yang sering hujan dan beberapa lokasi sulit dijangkau. Untuk penanganan lebih lanjut terkait bantuan kerusakan bangunan, akan dilakukan rapat koordinasi dengan berbagai pihak.
Gempa berkekuatan 5,4 pada Skala Richter (SR) menguncang Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, Minggu pada pukul 16.31.58 WIB, namun belum diketahui dampak yang ditimbulkannya. Informasi yang diterima dari SMS Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang diterima di Padang, menyebutkan gempa tersebut berpusat pada 0,21 Lintang Utara (LU) dan 100,08 Bujur Timur (BT), pada jarak 10 Kilometer (KM) arah Barat Daya Pasaman, Sumbar, dengan kedalaman 10 KM di bawah permukaan tanah.
Gempa bumi dengan kekuatan 5,4 Skala Richter (SR) hanya berjarak sekitar 10 kilometer arah barat daya dari Kota Pasaman di Sumatera Barat (Sumbar). Getaran gempa terasa beberapa detik di sejumlah wilayah di Sumbar.
"Gempa dirasakan kuat selama 3 detik di Pasaman, masyarakat berhamburan ke luar rumah," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan pers, Minggu (10/7/2016). Gempa tersebut terjadi pada pukul 16.31 WIB. Lokasi gempa berada sejauh 133 kilometer ke arah barat laut dari kota Padang.
Sutopo menyebut data mengenai korban jiwa atau kerugiaan material masih dalam proses assessment atau penghitungan. "Gempa dirasakan kuat selama 3 detik di Kabupaten Pasaman dan masyarakat sempat panik namun belum ada laporan kerusakan. Gempa dirasakan lemah selama 2 detik di Kabupaten Agam dan di Kota Padang," sebut Sutopo.
"Gempa dirasakan kuat selama 3 detik di Pasaman, masyarakat berhamburan ke luar rumah," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan pers, Minggu (10/7/2016). Gempa tersebut terjadi pada pukul 16.31 WIB. Lokasi gempa berada sejauh 133 kilometer ke arah barat laut dari kota Padang.
Sutopo menyebut data mengenai korban jiwa atau kerugiaan material masih dalam proses assessment atau penghitungan. "Gempa dirasakan kuat selama 3 detik di Kabupaten Pasaman dan masyarakat sempat panik namun belum ada laporan kerusakan. Gempa dirasakan lemah selama 2 detik di Kabupaten Agam dan di Kota Padang," sebut Sutopo.
Pusat gempa berada di 0.21 LU - 100.08 BT dengan kedalaman 10 kilometer di bawah permukaan laut. BMKG sebelumnya menyebut tidak ada potensi gelombang tsunami akibat gempa tersebut.
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode Penelitian
Metode deskriptif adalahsuatu metode dalam meneliti setatus sekelompok manusia, suatu obyek, suatu set kondisi, suatu sistempeikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang
Variabel
80% dari internet tentang gempa bumi Sumatera Barat terhadap lingkungan dan pemukiman penduduk
Alat Penelitian
Internet
Alur Penelitian
Pendahuluan→Kajian Pustaka→Metode penelitian→Cara Cara penanggulangan→Kesimpulan
BAB IV
PEMBAHASAN
Gempa bumi dengan kekuatan 5,4 Skala Richter (SR) hanya berjarak sekitar 10 kilometer arah barat daya dari Kota Pasaman di Sumatera Barat (Sumbar). Getaran gempa terasa beberapa detik di sejumlah wilayah di Sumbar.
"Gempa dirasakan kuat selama 3 detik di Pasaman, masyarakat berhamburan ke luar rumah," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan pers, Minggu (10/7/2016). Gempa tersebut terjadi pada pukul 16.31 WIB. Lokasi gempa berada sejauh 133 kilometer ke arah barat laut dari kota Padang.
Sutopo menyebut data mengenai korban jiwa atau kerugiaan material masih dalam proses assessment atau penghitungan. "Gempa dirasakan kuat selama 3 detik di Kabupaten Pasaman dan masyarakat sempat panik namun belum ada laporan kerusakan.
"Gempa dirasakan kuat selama 3 detik di Pasaman, masyarakat berhamburan ke luar rumah," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan pers, Minggu (10/7/2016). Gempa tersebut terjadi pada pukul 16.31 WIB. Lokasi gempa berada sejauh 133 kilometer ke arah barat laut dari kota Padang.
Sutopo menyebut data mengenai korban jiwa atau kerugiaan material masih dalam proses assessment atau penghitungan. "Gempa dirasakan kuat selama 3 detik di Kabupaten Pasaman dan masyarakat sempat panik namun belum ada laporan kerusakan.
Gempa dirasakan lemah selama 2 detik di Kabupaten Agam dan di Kota Padang," sebut Sutopo. Pusat gempa berada di 0.21 LU - 100.08 BT dengan kedalaman 10 kilometer di bawah permukaan laut. BMKG sebelumnya menyebut tidak ada potensi gelombang tsunami akibat gempa tersebut. Gempa berkekuatan 5,4 skala richter (SR) mengguncang Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, Minggu, 10 Juli 2016, sekitar pukul 16.31 WIB. Gempa dirasakan kuat selama tiga detik di wilayah itu.Hal itu dikemukakan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, dalam keterangannya, Minggu, 10 Juli 2016. "Gempa dirasakan kuat selama 3 detik di Kabupaten Pasaman dan masyarakat sempat panik namun belum ada laporan kerusakan," ujar Sutopo.Selain Kabupaten Pasaman, gempa juga dirasakan di Kabupaten Pasaman Barat, Kabupaten Agam, Kota Padang.Di Kabupaten Agam, gempa dirasakan lemah selama dua detik. Sementara di Kota Padang, gempa juga dirasakan lemah selama dua detik.Gempa berada pada 10 kilometer (km) barat daya Pasaman dan berpusat pada kedalaman 10 km. Gempa itu tidak berpotensi tsunami.
Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan yang dilakukan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan itu kian membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itulah gempa bumi itu terjadi. Gempa bumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan-lempengan tersebut. Gempa bumi yang paling parah biasanya terjadi di perbatasan lempengan kompresional dan translasional. Besar kemungkinan terjadi karena materi lapisan litosfer yang terjepit ke dalam mengalami transisi fase pada pedalaman lebih dari 600 KM. Beberapa gempa bumi lain juga dapat terjadi karena bergeraknya magma di dalam gunung berapi. Gempa bumi seperti itu dapat menjadi gejala akan terjadinya letusan gunung berapi. Beberapa gempa bumi (namun jarang) juga terjadi karena menumpuknya masa air yang sangat besar di balik Dam, seperti Dam Karabia, Zambia, Afrika. Sebagian lagi (jarang juga) juga dapat terjadi karena injeksi ( atraksi) cairan dari atau ke dalam bumi. Contoh pada beberapa pembangkit listrik tenaga panas bumi dan di Rocky Mountain Orsenal. Terakhir gempa juga dapat terjadi dari peledakan bahan peledak. Gempa bumi yang disebabkan oleh manusia seperti ini dinamakan juga Seismisitas Terinduksi.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari uraian diatas terdapat beberapa kesimpulan yaitu:
1. Gempa bumi adalah getaran yang terjadi permukaan bumi. Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi).
1. Gempa bumi adalah getaran yang terjadi permukaan bumi. Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi).
2. Tipe gempa bumi adalah gempa tektonik dan gempa vulkanik.
3. Gempa bumi disebabkan oleh pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan yang dilakukan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan itu kian membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itu lah gempa bumi akan terjadi.
B.Saran
Saran yang dapat disampaikan penulis sebagai berikut:
Untuk mengantisipasi gempa bumi yang sampai saat ini belum bisa diprediksikan kapan dan dimana akan terjadi maka dapat dilakukan beberapa langkah sebagai berikut :
Saran yang dapat disampaikan penulis sebagai berikut:
Untuk mengantisipasi gempa bumi yang sampai saat ini belum bisa diprediksikan kapan dan dimana akan terjadi maka dapat dilakukan beberapa langkah sebagai berikut :
1. Menentukan tempat-tempat berlindung yang aman jika terjadi gempa bumi.
2. Menyediakan air minum untuk keperluan darurat.
3. Menyiapkan tas ransel yang berisi (atau dapat diisi) barangbarang yang sangat dibutuhkan di tempat pengungsian.
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar